Tugas 5
Nama : Amelia Syafrina
Kelas : 4eb20
Npm : 20210609
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah
perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara
pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya
masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya
beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam
harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan
dan penawaran.
Selama periode inflasi, nilai
aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai
terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang
dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen,
ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
historis
b. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada
gilirannya akan menyebabkan:
Kenaikan dalam proporsi pajak.
• Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah
(seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data
keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga
menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan
dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak
memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan
harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut.
Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam
kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan
yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan
usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut
Jenis Penyesuaian Inflasi
a.
Penyesuaian tingkat harga umum
(mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan
dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
b.
Penyesuaian biaya kini, yaitu
pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua,
laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam
suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat
mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
a.Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33
Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar, untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat
melengkapi dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk
leporan keuangan utama.
Banyak pengguna dan penyusun
informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa (1)
pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan, (2) biaya untuk
penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan (3) pengungkapan daya beli
konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya
kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang
melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal
untuk standar akuntansi inflasi dimasa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk
mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas
pos-pos moneter bersih.
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau
jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan
dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari
persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga
umum).
5. Setiap agregat penyesuaian
translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses
konsolidasi.
6. Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8. Dividen per saham biasa.
9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price
Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting
Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16
(Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya
Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda
dengan SFAS 33 dalam dua hal utama.
Pertama, apabila standar AS
mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya
metode biaya kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi
AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan
baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya
akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Brazil
Inflasi seringkali merupakan bagian
lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia
Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat inisiatif
akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi
inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok
pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal
Brazil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai
dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah
federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi
aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta
akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang
terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan
pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk
mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang
diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian
koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang
lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh
transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.
Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa
laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak
berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang
membahas Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan
bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama.
Secara khusus, laporan keuangan
suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian
hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau
biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca.
Aturan ini juga berlaku untuk
angka-angka terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli
yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukkan ke
dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1. Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam daya
beli unit pengukuran telah dilakukan.
2. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam
laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
3. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal
neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode
tersebut.
Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi
inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih
mengukur pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan dan Kerugian Inflasi
Keuntungan atau kerugian pos-pos
moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar
konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan
kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkam
diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang keuntungan dan
kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang
lain.
Di Inggris, keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme
penyesuaian.
Pendekatan di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak
menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah
ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.
Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi
total laba menjadi dua bagian: (1) laba operasi (perbedaan antara pendapatan
kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum
direlasisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai
pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya
penggantian aktiva operasi (yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi
untuk mengganti peraltan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau
tidak.
Apabila laba berbasis biaya kini
mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan
biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan
revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan
oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya).
Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga
yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas
produktif.
Dengan demikian, jika penyesuaian
biaya kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya
(nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus
dinyatakan lengsung dalam laba.
Akuntansi Untuk Inflasi di Luar Negeri
Di Amerika serikat, FASB berupaya
untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar
untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya historis
dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi
mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih
meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan.
Pertama perusahaan mungkin terus
mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan
ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan
ekuivalen biaya kini. Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data
biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam
mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.
Menghindari Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang
akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar negeri, seseorang harus
berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda.
Masalah ini muncul karena inflasi local langsung berpengaruh terhadap kurs yang
digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat
hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal
mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali
bertahan (paling tidak dalam jangka pendek).
Dengan demikian, ukuran penyesuaian
yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung
pada sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.
Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010.
International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar