Senin, 15 Oktober 2012

Bank Dunia: Subsidi Energi RI Untungkan Orang Kaya


Nama : Amelia Syafrina
NPM : 20210609
Kelas : 3eb20
Dosen : EDY PRIHANTORO
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2# (tulisan 6)

Bank Dunia menilai pengucuran anggaran subsidi energi yang dilakukan pemerintah Indonesia tidak berpihak pada masyarakat miskin.
"Subsidi energi menguntungkan rumah tangga kaya daripada diarahkan untuk rumah tangga miskin dan menghambat penggunaan energi secara efisien," kata Ekonom Utama dan Penasehat Ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop, di Jakarta, Senin (15/10/2012).
Menurutnya, keberadaan subsidi energi akan menambah risiko berkurangnya investasi publik seperti pembangunan infrasruktur, terutama bila anggaran tersebut terus naik.
"Kegagalan dalam melakukan perbaikan subsidi energi serta meningkatnya biaya belanja pegawai dalam jangka menengah, dapat menurunkan outlook pertumbuhan di masa depan," katanya.
Berdasarkan Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia yang dipublikasikan hari ini, Bank Dunia menyatakan belanja subsidi yang meningkat membawa biaya yang tinggi, hilangnya kesempatan pembangunan serta menambah ketidakpastian terhadap kesehatan fiskal ke depan.
Bank Dunia menyatakan subsidi BBM dalam R-APBN 2013 memakan 70% dari anggaran subsidi energi, atau meningkat 41% dari APBN-P 2012. Peningkatan subsidi tersebut mencerminkan peningkatan jumlah pengguna kendaraan bermotor. "Perbedaan harga antara BBM subsidi dan harga keekonomian membuat potensi kebocoran subsidi sangat besar," ungkap laporan tersebut.
Sementara Ekonom Standard Chartered, Fauzi Ichsan, menilai pemerintah sebenarnya telah mengetahui bahwa subsidi BBM hanya dinikmati kurang dari 10% masyarakat miskin Indonesia.
"Yang terpenting bagi pemerintah saat ini adalah bagaimana meyakinkan parlemen untuk mendorong pengurangan BBM bersubsidi dengan menaikkan harga BBM," katanya pada kesempatan yang sama. Oleh karena itu ia menilai penaikan harga BBM subsidi sebesar 30% akan bisa memberi ruang bagi kebijakan fiskal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar