Nama : Amelia Syafrina
Kelas : 3Eb20
BESARNYA
VOLUME OTAK MEMBEDAKAN KEMAMPUAN BELAJAR
Bila Anda
mengalami kesulitan bermain video games, menurut para ilmuwan hal ini mungkin
disebabkan oleh besarnya bagian tertentu dari otak Anda. Sebuah penelitian
terbaru dari Amerika Serikat menyimpulkan bahwa kita bisa menduga kemampuan
seseorang memainkan video games dengan mengukur seberapa besar isi
otaknya di bagian tertentu.
Dalam penelitian yang diterbitkan
oleh jurnal Cerebral Cortex, para peneliti itu mengatakan bahwa penemuan mereka
bisa memiliki dampak lebih luas guna mempelajari penyebab perbedaan kemampuan
belajar manusia. Selama ini kesepakatan umum memang menyimpulkan adanya
hubungan antara besar otak dengan tingkat kecerdasan. Namun, bagaimana
persisnya hubungan tersebut masih menjadi misteri. Pada hewan atau mamalia
misalnya, beberapa binatang yang memiliki otak lebih kecil tergolong lebih
“cerdas” dibandingkan binatang yang memiliki otak lebih besar, misalnya
perbandingan antara monyet dan kuda ataupun manusia dengan gajah.
Penelitian terbaru ini tampaknya
menunjukkan bahwa ada bagian tertentu dari otak yang lebih besar, dan ini
mungkin menjadi alasan mengapa mesing-masing manusia memiliki tingkat
belajar yang berbeda.
Sebuah tim gabungan dari
Universitas Illinois di Pittsburgh dan Massachusetts Institute of Technology di
Amerika Serikat mengundang 39 orang dewasa-10 laki-laki 29 perempuan—yang dalam
dua tahun terakhir bermain video games kurang dari tiga jam setiap
harinya. Mereka kemudian diminta untuk memainkan satu dari dua games yang
sengaja dibuat untuk penelitian tersebut. Satu kelompok diminta untuk
mengonsentrasikan diri pada satu pencapaian saja, sedangkan yang lainnya
diminta untuk mencapai target yang berbeda-beda.
Hasil pemindaian MRI terhadap para
peserta penelitian ini menunjukkan mereka yang memiliki nucleus accumbens yang
lebih besar yang terletak di bagian otak yang memberikan hadiah—bermain lebih
baik di beberapa jam pertama, mungkin karena kepuasan atas keberhasilan mereka
di awal-awal permainan. Tetapi akhirnya, mereka yang tampil paling bagus adalah
mereka yang memiliki bagian otak lebih besar yang terletak di tengah otak yang
disebut caudate dan putamen. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagian
otak tersebut mempunyai hubungan dengan proses belajar dan belajar keterampilan
baru, serta adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda. Mereka yang memiliki
otak ini bisa melakukan berbagai hal dalam waktu bersamaan. Ini seperti ketika
mereka mengemudi mobil, di mana mereka juga melihat ke jalan, melihat GPS, dan
berbicara dengan penumpang lain. Secara keseluruhan, tim peneliti menyimpulkan
bahwa hampir 25 persen dari perbedaan performa orang per orang bisa diprediksi
dengan mengukur besar otak mereka.
Usaha juga penting; tetapi Prof
Kramer mengatakan penemuan mereka tidak bisa digunakan secara absolut, dalam
arti bahwa seseorang yang memiliki bagian otak tertentu yang lebih besar
pasti akan lebih pintar dibandingkan yang lain. “Ini karna sebenarnya beberapa
bagian dari otak kita juga sebenarnya elastis, yakni bisa berubah dan
berkembang. Semakin banyak kita belajar dan mengaktifkan otak kita, semakin
banyak manfaatnya. Ini mungkin relevan bagi para orang tua ‘di mana dementia
(pikun) menjadi salah satu masalah,” tambah Prof Kramer.
Timothy Bates, guru besar psikologi
di University Edinburgh, Skotlandia mengatakan penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang menetapkan adanya hubungan antara besar otak
dan kemampuan belajar. Tetapi, sama seperti Prof. Kramer, Bates juga mengatakan
itu bukan segalanya. “Mereka yang lahir dengan otak lebih besar bisa saja
dikalahkan oleh mereka dengan otak lebih kecil. Besar kecilnya otak bukanlah
hal yang penting. Usaha untuk belajar dan memperbaiki diri kitalah yang terpenting,”
kata Bates.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar