Rabu, 03 Oktober 2012

tugas softskill 1



Nama               :    Amelia Syafrina
Kelas               :     3Eb20

                          BESARNYA VOLUME OTAK MEMBEDAKAN KEMAMPUAN BELAJAR


 Bila Anda mengalami kesulitan bermain video games, menurut para ilmuwan hal ini mungkin disebabkan oleh besarnya bagian tertentu dari otak Anda. Sebuah penelitian terbaru dari Amerika Serikat menyimpulkan bahwa kita bisa menduga kemampuan seseorang memainkan video games dengan mengukur seberapa besar  isi otaknya di bagian tertentu.
         Dalam penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Cerebral Cortex, para peneliti itu mengatakan bahwa penemuan mereka bisa memiliki dampak lebih luas guna mempelajari penyebab perbedaan kemampuan belajar manusia. Selama ini kesepakatan umum memang menyimpulkan adanya hubungan antara besar otak dengan tingkat kecerdasan. Namun, bagaimana persisnya hubungan tersebut masih menjadi misteri. Pada hewan atau mamalia misalnya, beberapa binatang yang memiliki otak lebih kecil tergolong lebih “cerdas” dibandingkan binatang yang memiliki otak lebih besar, misalnya perbandingan antara monyet dan kuda ataupun manusia dengan gajah.
Penelitian terbaru ini tampaknya menunjukkan bahwa ada  bagian tertentu dari otak yang lebih besar, dan ini mungkin menjadi alasan  mengapa mesing-masing manusia memiliki tingkat belajar yang berbeda.
         Sebuah tim gabungan dari Universitas Illinois di Pittsburgh dan Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat mengundang 39 orang dewasa-10 laki-laki 29 perempuan—yang dalam dua tahun terakhir  bermain video games kurang dari tiga jam setiap harinya. Mereka kemudian diminta untuk memainkan satu dari dua games yang sengaja dibuat untuk penelitian tersebut. Satu kelompok diminta untuk mengonsentrasikan diri pada satu pencapaian saja, sedangkan yang lainnya diminta untuk mencapai target yang berbeda-beda.
          Hasil pemindaian MRI terhadap para peserta penelitian ini menunjukkan mereka yang memiliki nucleus accumbens yang lebih besar yang terletak di bagian otak yang memberikan hadiah—bermain lebih baik di beberapa jam pertama, mungkin karena kepuasan atas keberhasilan mereka di awal-awal permainan. Tetapi akhirnya, mereka yang tampil paling bagus adalah mereka yang memiliki bagian otak lebih besar yang terletak di tengah otak yang disebut caudate dan putamen. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagian otak tersebut mempunyai hubungan dengan proses belajar dan belajar keterampilan baru, serta adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda. Mereka yang memiliki otak ini bisa melakukan berbagai hal dalam waktu bersamaan. Ini seperti ketika mereka mengemudi mobil, di mana mereka juga melihat ke jalan, melihat GPS, dan berbicara dengan penumpang lain. Secara keseluruhan, tim peneliti menyimpulkan bahwa hampir 25 persen dari perbedaan performa orang per orang bisa diprediksi dengan mengukur besar otak mereka.
            Usaha juga penting; tetapi Prof Kramer mengatakan penemuan mereka tidak bisa digunakan secara absolut, dalam arti bahwa  seseorang yang memiliki bagian otak tertentu yang lebih besar pasti akan lebih pintar dibandingkan yang lain. “Ini karna sebenarnya beberapa bagian dari otak kita juga sebenarnya elastis, yakni bisa berubah dan berkembang. Semakin banyak kita belajar dan mengaktifkan otak kita, semakin banyak manfaatnya. Ini mungkin relevan bagi para orang tua ‘di mana dementia (pikun) menjadi salah satu masalah,” tambah Prof Kramer.
         Timothy Bates, guru besar psikologi di University Edinburgh, Skotlandia mengatakan penelitian tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menetapkan adanya hubungan antara besar otak dan kemampuan belajar. Tetapi, sama seperti Prof. Kramer, Bates juga mengatakan itu bukan segalanya. “Mereka yang lahir dengan otak lebih besar bisa saja dikalahkan oleh mereka dengan otak lebih kecil. Besar kecilnya otak bukanlah hal yang penting. Usaha untuk belajar dan memperbaiki diri kitalah yang terpenting,” kata Bates.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar